Ayu ku (Part 1)
Kacamata
itu masih melekat membantunya bergulat dengan novel baru karangan Habbiburahman
El-shirazy, paras ayunya masih tampak jelas meski dilingkupi kabut khas patah
hati. ” Demi semua yang tlah kita
jalani, ku ingin bersamamu, walau mungkin memang hanya kan ku jadikan kenangan
terindah untukku”, ujar gadis bernama lengkap Rirrin Puspitanimgrum itu sambil
menatap foto berbingkai hati mantan kekasihnya, SATRIA.
Sore
itu kian larut dibalut kabut pertanda akan segera hujan, gadis itu masih saja
terus membaca tanpa tahu apa makna dari novel yang ia baca. Sesaat dia menoleh
kearah halaman berharap seorang pangeran datang membawa cinta yang tlah ia bawa
pergi, namun semua memang seperti mimpi, mimpi yang tercipta diruang dimensi
antah berantah. Ruang tak bersekat, semua yang kita inginkan hadir bisa datang,
bahkan yang tak kita harap hadir pun seringkali muncul.
Matahari
mulai tenggelam, suara penanda gelap pun menggema, penyejuk hati bagi yang
selalu mengharapkan keridho’annya, Adzan. Rirrin tersentak dari lamunannya, ia
pun mulai sadar harapnya mulai sirna. Dalam gelap adzan ia berdoa ” oh tuhan
bilakah semua kan jadi nyata bagiku dalam hidupku ini, permudahkan ku
melangkah..”, air surga itu pun mulai menetes dengan derasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar