Ayu ku... (part 2)
Kilatan
kembang api Tuhan malam itu mengguncang relung hati, air hujan memang tak harus
selalu jatuh lurus, kadang berbelok dihempas angin, seperti itulah perasaan
Satria atas keputusannya, hanya mampu pasrah karena semua berjalan atas
Kehendak-Nya, dia sadar air mata takkan abadi akan silih berganti. Kembali
satria membuka mata melihat goresan-goresan tinta di bukunya, belajar demi cita
dan cintanya pada ibu. Bismillah ya rokhman ya rokhim, ucapnya saat mulai
belajarnya.
”Buka mataku, buka hatiku, mudahkan langkahku
yaa robb, tanpa cahayaMu gelap hidupku sia-sia..” lantunan sebait doa pagi
ini. Mentari begitu ceria menyambut pagi itu, kabut seolah tak pernah hadir
menghiasi langit seperti perasaan satria yang ceria memulai hari ini. Hari ini
ia akan memulai perjuangannya, jam 08.00 dengan tas berisi 3 pasang pakaian,
uang 200ribu rupiah ia bersiap pergi ke Semarang karena disinilah test STAN itu
akan diadakan. Setelah berpamitan dan restu sang bunda telah ia peroleh ia pun
bergegas menuju stasiun kereta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar