Rangkaian Kata

Teruslah bermimpi...

Selasa, 29 April 2014

catatan si pemimpi kecil

Mengapa kalian kadang menyapa mimpi yang mekar di otak mereka sebagai suatu hal yang tak layak untuk diungkapkan?

Padahal itu jelas-jelas mimpi yang indah, tapi mungkin tak mudah kalian cerna maknanya.

Pernahkah kalian berpikir, bagaimana apabila mereka yang kalian sebut siswa tak pernah sanggup untuk bermimpi lagi.

Senin, 28 April 2014

Dengan Cinta, Kami BerKarya

Suka duka menulis terangkum apik dalam memori, ku abadikan disini..
Semoga menjadi inspirasi di hari esok.

Koran Radar edisi 18 Februari 2014
http://www.4shared.com/office/h1488x43ce/MADING_BINUS_001.html

Koran Radar edisi 13 Maret 2014
http://www.4shared.com/office/b4VPvHdoce/MADING_1.html

Koran Radar edisi 7 April 2014
http://www.4shared.com/office/ZvghW66Kce/MADING_SMK_BINUS_003.html

Koran Radar edisi 2 Mei 2014
http://www.4shared.com/office/A1GRL-5Hce/MADING_004.html

Ilaina Yadil Yumna

Aku

Ahmad Iyan Ardiansyah

Apit Martono

Najwa Latif, I Love You

Tak tau kenapa...
 lagi suka sama lagu ini,
 hahaha, mulai menemukan keanehan bersama mungkin... :)

I Love You

Mungkin kita pernah rasa tentang cinta
Yang takdirnya bukan untuk kita
Mungkin ini adalah cara meluah cinta
Tanpa berkata atau berpandang mata

Mungkin aku mencintaimu
Walaupun engkau tak pernah tahu
Mungkin aku mencintaimu
Tanpa lelah atau pun jemu

I'm sorry but I love you
I'm sorry if I miss you
Even if I can't have you
You know I'll always be there for you

Mungkin kita tak bersama itu takdirnya
Tak mengapa asal kau bahagia
*Biar aku mencintaimu biar tiada siapa yang tahu
Biar aku mencintaimu dalam diam ataupun bisu

I'm sorry but I love you
I'm sorry if I miss you
Even if I can't have you
You know I'll always be there for you

Ulang (Repeat) *

I'm sorry but I love you
I'm sorry if I miss you
Even if I can't have you
You know I'll always be there for you
I'm sorry but I love you



dan ini link downloadnya:

Mimpi, Sebuah Perjalanan



Ayuku (part 4)
Angin begitu semilir merebahkan bidadari kecil pak kyai dalam mimpi tak bertepi, siang itu begitu sejuk hingga tak seorangpun kecuali mereka yang bergulat dengan kesibukannya untuk lelap. Seolah Allah memeluk Ara, dia terlelap begitu nyenyak di rumah tercintanya. Sementara Rirrin masih saja berkerumun dengan buku-buku untuk masa depannya. Kala itu Rirrin memang sedang berkonsentrasi dengan ujian seleksi masuk universitas dirumah Ara. Menjadi dokter memang impian Rirrin semenjak kecil, di karuniai kecerdasan dan materi yang mendukung seolah Allah benar-benar sayang padanya, jalan menuju citanya mulus tanpa kekeruhan. Begitu pula Putri pak kyai yang termotivasi menjadi dokter karena Almarhumah ibunya. Tekadnya menjadi tangan tuhan sebagai penolong ibu-ibu lain menjadi motivasi khusus dalam hatinya. 
 
Kereta kaligung ekonomi masih melaju, melintasi laut jawa nan biru luas membentang, hutan hijau yang seperti belum terjamah, pohon-pohon yang menghadap satu arah, mengingatkan kebesaran sang pencipta. Ia tau tuhan slalu hidup dalam hatinya, mendengar, melihat, maka bodohlah bagi orang yang tak pernah berdoa dan meminta, ucapnya dalam hati. Sesaat ia tertegun ketika kereta melintasi sebuah rumah yang mulai rapuh berpapan bertuliskan ”PANTI WREDHA BAKTI ASIH” sesaat ia pandangi nenek-nenek yang duduk di teras depan di popoh seorang pria bersama seorang anak kecil yang mungkin anaknya. Ia pun berpikir, dimana putra-putri yang ia besarkan? Kenapa ia ditinggal disana? Sebait kata pun terucap di hatinya..
Mereka lupa siapa yang membesarkan. .
Mereka lupa betapa sayangnya beliau padanya. .
Mereka lupa beliau selalu memanjakannya dulu. .
Mereka lupa  di hati kecilnya, beliau menginginkan bakti mereka. .
Durhaka kah mereka?
Wredha. .
Jadi persinggahan terakhirnya sebelum usianya berakhir !
Kereta pun terus melakukan tugasnya, melaju mengantar satria menuju kota pengharapan masa depannya, Semarang. Beberapa menit berselang ia pun tiba di Stasiun Semarang-Poncol. Stasiun kedua dikota atlas itu penuh sesak penumpang dengan tujuannya masing-masing, satria pun bergegas mengambil catatan alamat kakak kelasnya Bustanul Arifin yang kuliah di UNNES, sebelumnya memang satria meminta tolong pada kakak angkatannya itu untuk menginap di kostnya. Ia ikuti petunjuk dalam kertas itu tanpa banyak pikir berharap langkahnya dituntun sang Maha Mengetahui.
          Mimpinya begitu indah kala ia bayangkan semuanya nyata setelah ujian, sekolah gratis dibiayai negara, setelah lulus pun tak perlu mencari pekerjaan karena ia akan bekerja di instansi pemerintah, ya masa depannya memang akan dipertaruhkan besok. Ujian STAN di kampus UNNES. Ia pun tiba di kampus UNNES kelurahan Sekaran, sesuai petunjuk ia berhenti di gang nangka. Ia susuri gang sampai berhenti di sebuah masjid di ujung gang, masjid AlMutaqin namanya ia pun tau tepat sebelah kirinya adalah kost tempat ia akan menginap ”ya itulah kost mas Arif”, ucapnya. Ia pun shalat dzuhur terlebih dahulu.
 Dering HP satria membangunkannya dari tidurnya siang itu, perjalanan itu memang begitu melelahkan baginya. Setibanya di kost arif ia berbincang sebentar dan langsung terlelap ketika dipersilahkan istirahat lelaki berbadan subur, arif. Satria pun membuka HPnya dan tersenyum, membaca sejenak dan bergumam.. ”hmm, ayuku..” .
 



Selasa, 22 April 2014

Dengan Cinta Kami Berkarya



4 kali sudah goresan-goresan pena SMK BINUS menghiasi lembar terakhir Koran RADAR. Suka duka menulis terangkum dalam rentang 4 bulan ini, dari dikejar deadline sampai dapat komplain sana-sini. Namun kami menulis dengan cinta, cinta terhadap SMK BINA NUSA, terhadap guru-guru kami, dan terhadap teman-teman kami yang semuanya sekali lagi karena CINTA. Cinta lah yang menuangkan ide sebagai buah pikir yang kemudian kami goreskan dalam Koran berjudul KAMPUS meski mungkin kadang ungkapan itu kurang berkenan.
Kami cinta SMK ini, kami bangga bersekolah disini, karena itu kami menulis pada edisi pertama kami mengenalkan pada semua bahwa BINUS punya EMPAT PILAR bernama Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ), Multimedia (MM), Farmasi, dan Teknik Sepeda Motor (TSM) serta Selembar Mimpi kami untuk meraih Prestasi. Edisi kedua pun kami menulis tentang betapa bangganya kami atas prestasi yang telah di torehkan Tim POPDA Binus sebagai juara, kebanggaan kepada Widia Pamungkas dan Fajar yang berhasil mengibarkan bendera Farmasi dan TKJ (IT Network)  di tiang tertinggi Kabupaten Tegal.
Tepat di hari Pendidikan ini kami pun ingin ucapkan, kami cinta dan bangga kepadamu guru-guruku. Pak Erik dan Pak Joko dengan TKJ-nya, Pak Khusni dengan Farmasinya, Pak Dedy dan Pak Risya dengan Prestasi Olahraganya, serta Bu Jaetun dengan Karya Ilmiah Remajanya yang semua adalah orang-orang hebat yang kami kenal. Mereka mampu membibing siswanya untuk mengharumkan nama SMK Binus di Kabupaten Tegal. Dan pada edisi ketiga kami menulis tentang guru muda binus yang adalah wali kelas kami, bu silvi sebagai gambaran betapa hangatnya Keluarga besar BINUS. Nasihat yang mereka ucapkan sampai kadang air mata hadir, semua mereka ucapkan agar semua anak Binus menjadi anak berbakti.
Teman-temanku, I Love You, All. Selalu kami melihat sisi kanan dan kiri dan kami pun menulis pengalaman, keluh kesah, dan harapan dari Kak Lintong dan Kak Puser, serta menuliskan catatan yang tertulis apik oleh Kak Ilaina. Melihat teman kami sakit yang di dominasi Asma maka kami pun berinisiatif untuk menulis Enam Ramuan Herbal Mengobati Asma, dan semua kami tulis sekali lagi dengan dasar, CINTA.
Terimakasih Radar, Terimakasih Bapak Kepala SMK BINUS,
Terimakasih, terimakasih, terimakasih, semua telah mengispirasi kami dalam menulis dan menjalani hidup.
Text Box: FOTO KITA SEMUAMohon maaf kepada semua yang mungkin pernah tersakiti karena tulisan kami, namun percayalah kami berusaha menulis dengan hati, berdasar Cinta.

Kamis, 17 April 2014

terimakasih embun..

masih ku merasa angkuh
terbang kenanganku jauh
langit kan menangkapku,
walau ku terjatuh.
dan bila semua tercipta
(lyric lagu peterpan)
tiba-tiba terngiang saat ku ingat dikau
mungkin ini memamng akan hanya terbang
semua akan jadi kenangan
dan semua akan tertangkap langit
bila telah tercipta hal baru dalam status hidupku.

terimakasih embun,
mungkin semua akan membeku seiring berjalannya waktu


Selasa, 15 April 2014

Aku, Mereka, dan Tingkah Mereka

Aku, mereka, dan tingkah mereka.
Tak tau pikiran mereka yang kolot atau memang aku yang sudah terlalu melepas batas, yang jelas kreatif itu harus dipunyai anak-anakku. Seperti halnya menulis, apabila tujuannya baik knapa tidak?
Hari itu seperti ada awan gelap besar datang siap membawa badai. Hmmm...
Goresan tinta hasil buah pikir dan curahan perasaan menjadi cambuk untuk kembali menulis yang lebih baik.
Menjadi tulisan yang lebih baik, lebih bermakna, dan lebih indah.
Namun rasa bersalah itu masih menjanggal dalam hati, rasa bersalah kepada bu silvi dan anak-anakku yang mungkin disalahkan atau dipojokkan atas tingkahku yang kata mereka tidak bijaksana.
Maaf bu silvi...
Maaf apit...
Maaf iyan...
Maaf ulfa...
Maaf wifa...
Semoga kesedihan hari ini, bisa jadi bahagia di esok hari.

Senin, 07 April 2014

I'm Yours

Di kala jiwaku tak terbatas,
 
tawa, mimpi, dan tangis silih berganti.

 
Karena air mata,

 
lebih banyak mengisahkan cerita dari sebuah kata-kata.

 
Kadang...

Jumat, 04 April 2014

jawaban kenapa saya seperti ini

Egois itu ketika kita membiarkan seseorang yg msh mencari kebenaran kemudian mencari sendiri..
Bukankah merangkulnya dan membimbing untuk menapaki jalan menuju yg benar itu jauh lebih baik?
Atau mungkin jika kita bersama dg orang yg sudah dapat berjalan dg benar apalah artinya kita? tak lebih bermanfaat dibadingkan dg menemani yg sedang belajar menuju sesuatu yg benar bersama.


Mimpi, Sebuah Perjalanan


Ayuku (part 3) 
Luka dan airmata itu akan menjadi sesal diwaktu nanti, nasehat gadis berumur 16 tahun itu pada sahabatnya Rirrin. Gadis anggun berbalut jilbab itu selalu menemani Rirrin belakangan ini, dialah Laeli. Kedekatan dua hawa ini dimulai saat keduanya mendaftar UNDIP yang menempatkan mereka sekamar, kala itu tangis Rirrin tak terbendung dan meluapkan curahan hatinya pada sosok gadis lembut ini. Ara yang bernama lengkap Zahratus Syita, merupakan anak seorang kyai pengasuh ponpes Darussalam, sejak bayi ia hanya dibesarkan oleh abahnya, ibunya meninggalkannya saat ia dilahirkan sehingga ia tumbuh menjadi gadis yang mandiri dan mempunyai jiwa yang tak pernah berkabut.