Rangkaian Kata

Teruslah bermimpi...

Rabu, 12 Maret 2014

Mimpi, Sebuah Perjalanan



Akulah Satria
Embun pagi itu terasa lebih dingin dari biasanya, sang mentari pun seolah enggan menyapa. Jejak hidup tetap ia tapaki, mencoba bangkit dari semua sakitnya demi mimpi yang akan ia wujudkan untuk diri dan bunda tercinta.  Sakit itu memang kadang terasa seperti tak pernah mau beranjak pergi darinya. Tentang cinta, persahabatan, dan penghianatan.
SATRIA, sebuah nama yang mempunyai pengharapan kelak kan diberikan jiwa bak kesatria, hadiah dari ayah yang tlah menemukan surga sejak dia berusia 2 tahun. Anak kedua dan terakhir itu pun tak pernah sekalipun bermanja ria dengan ibunya, ibu yang selalu di sibukkan dengan segala urusan hidup kedua anak tercintanya. Itulah semangat yang selalu membalutnya, semangat untuk selalu bangkit dari semua masalahnya.
17 tahun tlah dia lewati dengan segala keterbatasan, Hari-harinya di SD dan  SMP terus dia lewati dengan penuh kebanggaan prestasinya, persembahan untuk sang BUNDA.  Kini dia tlah injak usia labil, inilah sweet seventeen. Harumya cinta mulai terasa benar ada pada seorang teman kelasnya, RIRRIN PUSPITANINGRUM.  Cinta adalah rasa coklat, rasa strobery, rasa vanila meskipun suatu saat rasa pahit itu juga terasa lebih dalam. Itulah definisi cinta setelah remaja bermata sipit itu mengenal bidadari kelas X.2 itu.
Hari-hari itu tlah benar-benar terasa indah setelah ALLAH AZZA WAJALLA menganugrahkan kesejukkan cinta padanya.  Keindahan yang tak kan ternilai oleh mata maupun kata, Siapapun mungkin pandai menghayati cinta, tapi tak seorangpun pandai menilai cinta, karena cinta bukanlah suatu objek yang bisa dilihat oleh kasat mata, sebaliknya cinta hanya dapat dirasakan melalui hati dan perasaan. Kini Cinta itupun bersambut ketika dia beranjak ke kelas XI SMA. Allah benar-benar sayang padaku, itu yang ia rasakan dan syukuri di setiap sujudnya.
Kau terang dalam gelapku, kata yang sering dia ucapkan pada bidadari hatinya setiap kali memandang lingkaran hitam di bola matanya. Seolah Tuhan memang menjodohkan mereka, di kelas XI IA 4 pun mereka kembali didekatkan. Kelas yang di anggap favorite class di SMAnya. Namun problematika cinta pun dia dapatkan, mulai dari cemburu hingga restu orangtua Rirrin yang tak pernah ia dapatkan, ”Cinta mampu melunakkan besi, menghancurkan batu, membangkitkan yang mati dan meniupkan kehidupan padanya serta membuat budak menjadi pemimpin. Inilah dahsyatnya cinta.” sepatah kata dari dunia maya dan menjadi semangat tuk mendapat cinta impiannya.
XII IA 3, kelas terakhir yang dia injak di SMA. Kali ini romeo-juliet ini di pisahkan oleh jarak 10 meter tiap harinya. Bertolak belakang dengan kehidupan cintanya, sang bunda mulai sakit-sakitan. Di sinilah prestasi satria mulai menurun karena sering bolos sekolah demi merawat sang bunda, dialah yang bertanggung jawab atas sang bunda sejak kakaknya Widodo kuliah di luar kota. Suatu saat bunda tercinta sakit typhus dan di rawat di Rumah Sakit dan selama seminggu ia meninggalkan bangku sekolahnya untuk menemani wanita paling di sayanginya. Saat itu bundanya menangis, satria pun bertanya... bunda sakit lagi bun? Menangis sambil tersenyum ibunya menggelengkan perlahan kepalanya, ”lalu kenapa?” Tanya satria sekali lagi sambil menciumi tangan yang kasar karena kerasnya hidup demi dia dan kakaknya selama ini. Sang bunda menjawab, ”bunda bersyukur nak di karuniai anak berbakti sepertimu...” air mata pun kembali tak terbendung.
Waktu ujian tlah semakin dekat, namun kedekatan dengan Rirrin semakin jauh. ”Ya memang harus seperti ini mungkin seharusnya agar aku dan ayank konsen ujian...”,ujar Rirrin saat satria tanyakan, kenapa kau terasa semakin jauh?. Pendaftaran seleksi penerimaan mahasiswa sudah mulai di buka, namun satria sadar untuk saat ini dia harus istirahat sejenak dari bangku pendidikan. Hidup memang selalu ada perhentian,tak harus kencang terus berlari... kata yang ia dapat dari lirik lagu padi. Hmmh...Tiada biaya. Lain halnya Rirrin yang akan melanjutkan di kedokteran UNDIP, hati Satria menangis bertanya dalam hati, PANTASKAH AKU UNTUKNYA?.
Tiada manusia yang terlahir sempurna, cobaan kan terus menerjang, hanya bersyukur yang dapat menghapus semua beban yang tertinggal dalam diri. Trimakasih Ya Robb... sebait doanya ketika ia dihadapkan dengan takdirnya. Bebannya saat ini ia sadari tak sepadan dengan pengorbanan ibundanya selama ini, membahagiakan bunda adalah mimpi yang harus ia capai.,Tekadnya.
Kriing... owh ada sms, ujar iin.. ”Ayank,maafkan A karena mungkin A ga bisa jadi orang yang bisa ayank banggakan. Orang yang ga punya apa-apa selain cinta.  Mungkin akan ada orang yang lebih bisa bahagiakan dirimu. Hubungan kita mungkin cukup sebatas ini. Maaf. .  SATRIA.”. Tetesan air mata itu mengalir di sela-sela indahnya cinta sepanjang purnama malam itu.

.... to be continued


Tidak ada komentar:

Posting Komentar