Akulah Satria
Embun pagi itu terasa
lebih dingin dari biasanya, sang mentari pun seolah enggan menyapa. Jejak hidup tetap
ia tapaki, mencoba
bangkit dari semua sakitnya demi
mimpi yang akan ia wujudkan untuk diri dan bunda tercinta. Sakit itu memang kadang
terasa seperti tak pernah mau beranjak pergi darinya.
Tentang cinta, persahabatan, dan penghianatan.
SATRIA, sebuah nama yang
mempunyai pengharapan kelak kan diberikan jiwa bak kesatria,
hadiah dari ayah yang tlah menemukan surga sejak dia berusia 2 tahun. Anak
kedua dan terakhir itu pun tak pernah sekalipun bermanja ria dengan ibunya, ibu
yang selalu di sibukkan dengan segala urusan hidup kedua anak tercintanya.
Itulah semangat yang selalu membalutnya, semangat untuk selalu bangkit dari
semua masalahnya.
17 tahun tlah dia lewati
dengan segala keterbatasan, Hari-harinya di SD dan SMP terus dia lewati dengan penuh kebanggaan
prestasinya, persembahan untuk sang BUNDA.
Kini dia tlah injak usia labil, inilah sweet seventeen. Harumya
cinta mulai terasa benar ada pada
seorang teman kelasnya, RIRRIN PUSPITANINGRUM. Cinta adalah rasa coklat, rasa strobery, rasa
vanila meskipun suatu saat rasa pahit itu juga terasa lebih dalam. Itulah definisi
cinta setelah remaja bermata sipit itu mengenal bidadari kelas X.2 itu.
Hari-hari itu tlah
benar-benar terasa indah setelah ALLAH AZZA WAJALLA menganugrahkan kesejukkan
cinta padanya. Keindahan yang tak kan
ternilai oleh mata maupun kata, Siapapun mungkin
pandai menghayati cinta, tapi tak seorangpun pandai menilai cinta, karena cinta
bukanlah suatu objek yang bisa dilihat oleh kasat mata, sebaliknya cinta
hanya dapat dirasakan melalui hati dan perasaan. Kini Cinta
itupun bersambut ketika dia beranjak ke kelas XI SMA. Allah benar-benar sayang
padaku, itu yang ia rasakan dan syukuri di setiap sujudnya.
Kau
terang dalam gelapku, kata yang sering dia ucapkan pada bidadari hatinya setiap
kali memandang lingkaran hitam di bola matanya. Seolah Tuhan memang menjodohkan mereka, di kelas XI IA 4
pun mereka kembali didekatkan. Kelas yang di anggap favorite class di SMAnya. Namun
problematika cinta pun dia dapatkan, mulai dari cemburu hingga restu orangtua
Rirrin yang tak pernah ia dapatkan, ”Cinta mampu
melunakkan besi, menghancurkan batu, membangkitkan yang mati dan meniupkan
kehidupan padanya serta membuat budak menjadi pemimpin. Inilah dahsyatnya
cinta.” sepatah kata dari dunia maya dan menjadi semangat tuk mendapat cinta
impiannya.
XII IA 3, kelas terakhir yang dia injak di SMA. Kali ini romeo-juliet ini
di pisahkan oleh jarak 10 meter tiap harinya. Bertolak belakang dengan
kehidupan cintanya, sang bunda mulai sakit-sakitan. Di sinilah prestasi satria
mulai menurun karena sering bolos sekolah demi merawat sang bunda, dialah yang
bertanggung jawab atas sang bunda sejak kakaknya Widodo kuliah di luar kota.
Suatu saat bunda tercinta sakit typhus dan di rawat di Rumah Sakit dan selama
seminggu ia meninggalkan bangku sekolahnya untuk menemani wanita paling di
sayanginya. Saat itu bundanya
menangis, satria pun bertanya... bunda sakit lagi bun? Menangis sambil
tersenyum ibunya menggelengkan perlahan kepalanya, ”lalu kenapa?” Tanya satria
sekali lagi sambil menciumi tangan yang kasar karena kerasnya hidup demi dia
dan kakaknya selama ini. Sang bunda menjawab, ”bunda bersyukur nak di karuniai anak
berbakti sepertimu...” air mata pun kembali tak terbendung.
Waktu ujian tlah semakin dekat, namun kedekatan dengan Rirrin semakin jauh.
”Ya memang harus seperti ini mungkin seharusnya agar aku dan ayank konsen ujian...”,ujar
Rirrin saat satria tanyakan, kenapa kau terasa semakin jauh?. Pendaftaran
seleksi penerimaan mahasiswa sudah mulai di buka, namun satria sadar untuk saat
ini dia harus istirahat sejenak dari bangku pendidikan. Hidup memang selalu ada
perhentian,tak harus kencang terus berlari... kata yang ia dapat dari lirik
lagu padi. Hmmh...Tiada biaya. Lain halnya Rirrin yang akan melanjutkan di
kedokteran UNDIP, hati Satria menangis bertanya dalam hati, PANTASKAH AKU
UNTUKNYA?.
Tiada manusia yang terlahir sempurna, cobaan kan terus menerjang, hanya
bersyukur yang dapat menghapus semua beban yang tertinggal dalam diri.
Trimakasih Ya Robb... sebait doanya ketika ia dihadapkan dengan takdirnya.
Bebannya saat ini ia sadari tak sepadan dengan pengorbanan ibundanya selama
ini, membahagiakan bunda adalah mimpi yang harus ia capai.,Tekadnya.
Kriing... owh ada sms, ujar iin.. ”Ayank,maafkan A karena mungkin A ga bisa
jadi orang yang bisa ayank banggakan. Orang yang ga punya apa-apa selain
cinta. Mungkin akan ada orang yang lebih
bisa bahagiakan dirimu. Hubungan kita mungkin cukup sebatas ini. Maaf. . SATRIA.”. Tetesan
air mata itu mengalir di sela-sela indahnya cinta sepanjang purnama malam itu.
.... to be continued
Tidak ada komentar:
Posting Komentar