Akulah Satria (part 3)
Mentari bersinar cerah
seperti kecerahan suasana hati seluruh keluarga besar SMAN 3 SLAWI pagi itu, ya
hari itu adalah pengumuman kelulusan, semua siswa pun bersorak ketika ibu
kepala sekolah mengumumkan kelulusan 100%. Kehidupan terus berjalan, Seperti tanpa gerakan ia memulai hari-harinya, dimana
teman-teman seangkatanya sibuk mencari universitas dan jurusan yang tepat namun
Satria masih asik bergulat dengan
buku-buku sederhana di perpustakaan umum kabupaten, beberapa teman dekatnya berfikir mungkin dia memang
sudah tak punya tujuan setelah satu demi satu mimpi-mimpinya mulai menjauh dari
nyatanya bahkan khayalnya. Mimpi tentang cinta dan cita! “Awalnya mungkin
memang harus seperti ini...” katanya dalam hati.
Perlahan,
siang itu ia tapaki dengan keringat mengucur deras dari pori-pori kulitnya,
sosok itu masih berjalan sampai di depan sebuah warnet. Ia mulai melepas alas kakinya dan memasuki area 10 x 10
meter itu, itulah
ikhtiar awalnya. Berbagai perguruan tinggi ia jelajahi
disana, tak sadar ia seka air matanya. Matanya mulai memerah ketika ia terpaku
dihadapkan pada nominal angka tarif masuk ke perguruan tinggi negeri maupun
swasta. Ia sadar, bukan disanalah tempatnya. Ia mulai menulis kembali di kata
kunci pencarian, ia menulis lebih pas baginya “kuliah GRATIS”. Kembali
muncul berbagai informasi, kali ini di dominasi oleh sekolah tinggi pemerintah. Akhirnya
ia tetapkan untuk memilih satu untuk ia tapaki, Sekolah Tinggi Akuntansi Negara
(STAN).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar