Rangkaian Kata

Teruslah bermimpi...

Kamis, 13 Maret 2014

Mimpi, Sebuah perjalanan



Akulah Satria (part 2)
LIFE MUST GO ON !! Kata satria setelah menyeka air matanya, ia kembali belajar sampai tak sadar ia terlelap dalam pelukan angin malam yang menghampirinya dari balik jendela yang kian rapuh karena usia. Dia tak pernah tahu besok akan jadi kenangan terindahnya.
Pagi ini satria merasa aneh, tak biasanya sampai bel sekolah masuk ia tak melihat Rirrin. Huft… mungkin Rirrin tak sanggup sekolah hari ini, pikirnya dalam hati.  Saat ia termenung di taman sekolah, tiba-tiba terdengar alunan suara yang ia kenal membisiki dari belakang. . .
Ketika mimpimu yg begitu indah,
tak pernah terwujud..ya sudahlah
Saat kau berlari mengejar anganmu,
dan tak pernah sampai..ya sudahlah,hmmh...
Apapun yg terjadi, ku kan slalu ada untukmu
Janganlah kau bersedih..coz everything’s gonna be OKAY
(bondan, ya sudahlah)
Ia menoleh terkejut, AYANK. . .!!!, ujar satria. ”Tinggalkan beban pikiranmu yank, aku takkan tinggalkanmu, ku kan slalu ada untukmu.  . .“ lirih Rirrin.  “Makasih ay. . .” lirih satria menatap mata dan mencium mesra tangan bidadarinya. Ia temukan lagi kebahagiaan yang terus buatnya merasa berarti meskipun satria sadar bintangnya tak terang.
Siang itu awan seolah lupa tuk berikan keteduhan, namun bagi Satria bidadarinya telah lengkapi semua yang ia butuhkan,  pena pun ia goreskan . . .
Kaulah rimbun bambu senantiasa senandungkan angin kedamaian
Ajarilah aku membaca bahasa alam
Agar ta timbul tenggelam arungi kehidupan
Kaulah suara sang fajar
Bersama lengking suara adzan
Yang mengingatkan kesejukan embun.
Picisan memang slalu mengalir di setiap romansa indah dan gelisah dalam hari-harinya, semua tertuang indah terkumpul dalam bait-bait berjudul, SELAMANYA CINTA.
Namun itu semua tetaplah khayal saat materi tak mampu ia miliki, sekarang yang harus dia pikirkan adalah ibunya. Ibu yang selalu menggendongnya meskipun ketika ibu masih bekerja, ibu yang slalu menjemputnya saat SD, ibu yang slalu menantikan saat-saat kesuksesan anaknya, dan semua harapannya akan sia-sia ketika semua usahanya di pudarkan oleh cinta, cinta kepada seseorang yang baru ia kenal. IBU, tangan halus nan sucimu tlah mengangkat ku saat ku tak bisa apa-apa. Bunda, I love U. . . IMPIAN KU TUK BAHAGIAKAN BUNDA ADALAH NOMOR SATU ! tekadnya dalam hati. .  ”Maaf cinta, aku lebih cinta kepada beliau, aku tak mau tekadku rusak karena cinta ku padamu.”  Kata satria sejenak sebelum beranjak dari lamunan sekejapnya. Ia pun pergi meninggalkan cinta nya.
Tangan nan suci yang tak lagi halus itu ia cium sesampainya di rumah dengan senyum tergores di wajahnya. ”mpun sehat bu?” tanya satria. ”Alhamdulilah nak. . besok ibu juga sudah bisa kerja lagi..” Kata si Ibu. ”O nggih,” sahut Satria.  Perlahan Langsung ia masuk ruang berbalut cat hijau pudar yang mulai rontok dindingnya yang ia sebut kamar, dan air matanya ia lelehkan saat air wudlu telah basahi separuh tubuhnya. Menangis mendengar ibunya yang sudah harus bekerja demi menghidupinya. Penyesalan meninggalkan cinta itupun pupus seketika melihat wajah sang bunda dari balik pintu. Ku harus menghajikanmu bunda. . haji,cita-cita yang selalu ia dengar ketika si ibu berceloteh kepada dua anak tercintanya.
”Kau titipkan cahaya terang padaku, takkan ku sia2kan. . Takkan ku kecewakan dirimu bunda..” penggalan doa dari bibir tipisnya. Malam mulai larut, dia masih saja terduduk dalam sajadah cinta, cintanya kepada ALLAH AZZA WA JALLA.. inilah tempat yang paling tenang saat hatinya mulai gelisah. Jam 3, ia mulai terlelap dengan baju koko putihnya dalam pelukan sang ILLAHI ROBBI.
Harapan takkan sekadar menjadi harapan, meski dihidup yang tak sempurna impian akan akan nyata bila sang penguasa alam berkehendak, seperti itulah caranya untuk selalu besyukur. Kegelisahan itu masih saja menggelayuti pikirannya saat ia pandangi foto Rirrin. Bait-bait puisi itu menari-nari di atas imajinya seakan hendak melunturkan tekad yang pernah terucap. Semoga kau mengerti aku dan perasaan ini, yang tak mungkin tuk terus lanjutkan mimpi bersama.
Malam itu begitu sunyi sehingga suara angin pun terdengar jelas, dalam kesunyian satria terisak meneteskan airmata dalam tidurnya. Ia terbangun mengucapkan istighfar trus menerus sambil berlari menuju kamar ibunya. Di lihatnya sang bunda masih terlelap tidur ia bersyukur. Mimpinya masih buat ia gundah, mimpi tentang meninggalnya sang bunda seolah nyata, gemercik air pun terus mengalir dari sela matanya. Aku akan bahagiakanmu bunda sebelum saat itu tiba! Ucap satria.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar