Akulah Satria (part 2)
LIFE MUST GO ON !! Kata satria setelah
menyeka air matanya, ia kembali belajar sampai tak sadar ia terlelap dalam
pelukan angin malam yang menghampirinya dari balik jendela yang kian rapuh
karena usia. Dia tak pernah tahu besok akan jadi kenangan terindahnya.
Pagi ini satria merasa
aneh, tak biasanya sampai bel sekolah masuk ia tak melihat Rirrin. Huft…
mungkin Rirrin tak sanggup sekolah hari ini, pikirnya dalam hati. Saat ia termenung di taman sekolah, tiba-tiba
terdengar alunan suara yang ia kenal membisiki dari belakang. . .
Ketika mimpimu yg begitu indah,
tak pernah terwujud..ya sudahlah
Saat kau berlari mengejar anganmu,
dan tak pernah sampai..ya sudahlah,hmmh...
Apapun yg terjadi, ku kan slalu ada untukmu
Janganlah kau bersedih..coz everything’s gonna be OKAY (bondan, ya sudahlah)
tak pernah terwujud..ya sudahlah
Saat kau berlari mengejar anganmu,
dan tak pernah sampai..ya sudahlah,hmmh...
Apapun yg terjadi, ku kan slalu ada untukmu
Janganlah kau bersedih..coz everything’s gonna be OKAY (bondan, ya sudahlah)
Ia menoleh terkejut, AYANK. . .!!!, ujar satria. ”Tinggalkan beban
pikiranmu yank, aku takkan tinggalkanmu, ku kan slalu ada untukmu. . .“ lirih Rirrin. “Makasih ay. . .” lirih satria menatap mata
dan mencium mesra tangan bidadarinya. Ia temukan lagi kebahagiaan yang terus
buatnya merasa berarti meskipun satria sadar bintangnya tak terang.
Siang itu awan seolah lupa tuk berikan
keteduhan, namun bagi Satria bidadarinya telah lengkapi semua yang ia
butuhkan, pena pun ia goreskan . . .
Kaulah
rimbun bambu senantiasa senandungkan angin kedamaian
Ajarilah
aku membaca bahasa alam
Agar
ta timbul tenggelam arungi kehidupan
Kaulah
suara sang fajar
Bersama
lengking suara adzan
Yang
mengingatkan kesejukan embun.
Picisan
memang slalu mengalir di setiap romansa indah dan gelisah dalam hari-harinya, semua
tertuang indah terkumpul dalam bait-bait berjudul, SELAMANYA CINTA.
Namun
itu semua tetaplah khayal saat materi tak mampu ia miliki, sekarang yang harus
dia pikirkan adalah ibunya. Ibu yang selalu menggendongnya meskipun ketika ibu
masih bekerja, ibu yang slalu menjemputnya saat SD, ibu yang slalu menantikan
saat-saat kesuksesan anaknya, dan semua harapannya akan sia-sia ketika semua
usahanya di pudarkan oleh cinta, cinta kepada seseorang yang baru ia kenal.
IBU, tangan halus nan sucimu tlah mengangkat ku saat ku tak bisa apa-apa.
Bunda, I love U. . . IMPIAN KU TUK BAHAGIAKAN BUNDA ADALAH NOMOR SATU ! tekadnya dalam
hati. . ”Maaf cinta, aku lebih cinta
kepada beliau, aku tak mau tekadku rusak karena cinta ku padamu.” Kata satria sejenak sebelum beranjak dari
lamunan sekejapnya. Ia pun pergi meninggalkan cinta nya.
Tangan
nan suci yang tak lagi halus itu ia cium sesampainya di rumah dengan senyum
tergores di wajahnya. ”mpun sehat bu?” tanya satria. ”Alhamdulilah nak. . besok
ibu juga sudah bisa kerja lagi..” Kata si Ibu. ”O nggih,” sahut Satria. Perlahan Langsung ia masuk ruang berbalut cat
hijau pudar yang mulai rontok dindingnya yang ia sebut kamar, dan air matanya
ia lelehkan saat air wudlu telah basahi separuh tubuhnya. Menangis mendengar
ibunya yang sudah harus bekerja demi menghidupinya. Penyesalan meninggalkan
cinta itupun pupus seketika melihat wajah sang bunda dari balik pintu. Ku harus
menghajikanmu bunda. .
haji,cita-cita yang selalu ia dengar ketika si ibu berceloteh kepada dua anak
tercintanya.
”Kau
titipkan cahaya terang padaku, takkan ku sia2kan. . Takkan ku kecewakan dirimu
bunda..” penggalan doa dari bibir tipisnya. Malam mulai larut, dia masih saja
terduduk dalam sajadah cinta, cintanya kepada ALLAH AZZA WA JALLA.. inilah
tempat yang paling tenang saat hatinya mulai gelisah. Jam 3, ia mulai terlelap
dengan baju koko putihnya dalam pelukan sang ILLAHI ROBBI.
Harapan
takkan sekadar menjadi harapan, meski dihidup yang tak sempurna impian akan
akan nyata bila sang penguasa alam berkehendak, seperti itulah caranya untuk
selalu besyukur. Kegelisahan itu masih saja
menggelayuti pikirannya saat ia pandangi foto Rirrin. Bait-bait puisi itu menari-nari di atas imajinya
seakan hendak melunturkan tekad yang pernah terucap. Semoga kau mengerti aku
dan perasaan ini, yang tak mungkin tuk terus lanjutkan mimpi bersama.
Malam
itu begitu sunyi sehingga suara angin pun terdengar jelas, dalam kesunyian
satria terisak meneteskan airmata dalam tidurnya. Ia terbangun mengucapkan
istighfar trus menerus sambil berlari menuju kamar ibunya. Di lihatnya sang bunda
masih terlelap tidur ia bersyukur. Mimpinya masih buat ia gundah, mimpi tentang
meninggalnya sang bunda seolah nyata, gemercik air pun terus mengalir dari sela
matanya. Aku akan bahagiakanmu bunda sebelum saat itu tiba! Ucap satria.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar