Rangkaian Kata

Teruslah bermimpi...

Rabu, 30 November 2016

GNNT? BI Sekedar ikut TREND?


Industri digital adalah industri tanpa batas. Ada yang ga setuju?
Mari kita lihat perkembangan startup di semua lini kehidupan, begitu menakjubkan!. Masih ingat WARTEL? betapa ribetnya dulu kita menghitung tarif dan waktu telepon agar sambungan tidak mati di tengah obrolan. Atau masih ingat betapa gugupnya ketika pertama kali internetan di WARNET? Dan itu masa lalu,apa yang kita rasakan sekarang? betapa mudahnya kita mengakses dunia dengan smartphone! Dengan smartphone kita bisa Telpon, SMS (bbm, Whatsapp, Line, dsb), video call, pergi ke tempat lain tanpa harus punya kendaraan sendiri hanya dengan aplikasi (GO-Jek GO-Car dsb), bahkan bertransaksi membeli atau menjual tanpa harus mengenal siapa dimana, cukup dengan satu sentuhan di toko online (Bukalapak, Blibli, Lazada, dsb).

Mudahnya berbelanja online juga tak lepas dari betapa menakjubkannya perkembangan dunia perbankan.  Diluncurkannya satelit milik Bank BRI adalah sebuah jaminan akan kemudahan akses di dunia perbankan kedepan maupun di era pasar digital. Lewat pasar digital, transaksi antara pedagang dan pembeli di pasar tradisional tidak lagi membutuhkan uang tunai. Perlahan transaksi di pasar tradisional bisa beralih lewat transaksi non tunai lewat kartu debit. Sedangkan untuk di kota-kota besar, transaksi digital banking akan semakin mudah dan lancar. Hal ini sejalan dengan meningkatnya transaksi digital di kota-kota besar di Indonesia. "Digital banking pertama termodern kita harapkan semua transaksi non tunai digantikan perannya dengan transaksi digital," tutur Asmawi.

Sejalan dengan pemikiran BRI, Bank Indonesia selaku Bank Sentral juga menggalakkan GERAKAN NASIONAL NON TUNAI. Bank Indonesia selaku otoritas Sistem Pembayaran memandang perlunya upaya untuk mewujudkan LCS (Less Cash Society). Hal tersebut dilakukan untuk mendorong elektronifikasi terhadap transaksi pembayaran dan penerimaan yang dilakukan oleh pemerintah, pelaku bisnis atau masyarakat.

Pertanyaan besar kemudian mengemuka,

    HARUSKAH GNNT DILAKSANAKAN?
    BI SEKEDAR IKUT TREN KAH?
    Kemudian, UNTUNGNYA BUAT MASYARAKAT APA?

Dan berikut jawaban dari Bank Indonesia mengenai manfaat Gerakan Nasional Non Tunai,

1. Menghemat pengeluaran negara
Transaksi tunai merupakan salah satu faktor pendukung tidak efektinya pengeluaran negara. Yura Djalins, Kepala Divisi Kebijakan dan Pengembangan Sistem Pembayaran BI mengungkapkan bahwa Bank Indonesia (BI) harus mengeluarkan dana sebesar Rp 3 triliun/tahun untuk mengelola uang tunai mulai dari mencetak, menyimpan, mendistribusikan, dan memusnahkan uang.  Selain itu, transaksi menggunakan uang tunai juga dihindari oleh perbankan di Indonesia karena biayanya yang mahal.  Transaksi menggunakan uang tunai memerlukan biaya tambahan untuk penghitungan, pengamanan dan pencatatannya. Hal ini berdampak pada pembengkakan biaya operasional perbankan sehingga bank harus menaikkan bunga kredit untuk menambah pemasukannya. Jika kita menggunakan transaksi non tunai untuk segala pembayaran, tentunya kita akan turut membantu menghemat pengeluaran negara.

2. Mengurangi masalah akibat repotnya Transaksi Tunai
Bayangkan, dalam sehari saja Jasa Marga harus menyediakan uang 2M untuk uang kembalian. Untuk menyiapkan uang kembalian ini, juga memakan waktu sehingga membuat transaksi berjalan lama. Sedangkan membawa uang tunai dengan jumlah besar tidaklah aman dan rawan tindakan kriminalitas. Namun jika kita menggunakan transaksi non tunai, kita tidak perlu menyiapkan uang pas dan pedagang atau penyedia layanan pun tidak perlu menyiapkan kembalian karena transaksi langsung memotong nominal di dalam chip/server/atm. Transaksi non tunai lebih praktis dan aman karena pembeli tidak perlu membawa uang cash sekalipun harga barang yang dibeli relatif mahal.

3. Mencegah peredaran uang palsu
Maih ingat Kasus Dimas Kanjeng? Transaksi non tunai juga meminimalisir peredaran uang palsu karena tidak menggunakan uang cash yang mudah dipalsukan atau dilipatgandakan. Jika semakin banyak masyarakat Indonesia yang menggunakan transaksi non-tunai, tentunya akan memberi mempersempit ruang gerak tindak kejahatan ini.

4. Rawan Salah Hitung
Transaksi menggunakan uang tunai rawan terjadi salah hitung. Hal ini berkaiatan dengan kelemahan manusia yang ceroboh dan tidak teliti.  Apalagi jika transaksi melibatkan uang tunai dalam jumlah yang besar. Penerima uang cenderung terburu-buru dalam menghitungnya sehingga ada kemungkinan salah dalam penghitungan.

5. Meminimalisir Korupsi
Transaksi yang dilakukan secara lengkap dan transparan ini tentu saja mengurangi praktek manipulasi dan korupsi. Pihak yang berwenang bisa bekerja sama dengan bank apabila mencurigai adanya transaksi ilegal atau aliran dana hasil korupsi karena data pengirim dan penerima serta nominalnya terekam jelas di bank.

6. Menekan Laju Inflasi
Penggunaan nontunai mampu menekan inflasi dengan memperlambat uang beredar di tengah masyarakat. Dengam uang ditransfer ke rekening, secara psikologis, kata Joubert, orang malas mencairkan. Hal ini akan menunda uang beredar di pasar barang atau jasa dan ini bisa menahan inflasi.Mengendapnya uang di sistem perbankan akan membuat bank punya peluang untuk memutarnya di sektor kredit modal kerja, investasi, atau konsumtif.

Nah, masih ragu beralih ke transaksi Non Tunai?
Ayo sukseskan GERAKAN NASIONAL NON TUNAI!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar